PLANTAE - TUMBUHAN LUMUT
TUMBUHAN LUMUT
( BRYOPHYTA )
Ciri-ciri umum tumbuhan lumut (Bryophyta)
Ringkasan Ciri-ciri Lumut
Tumbuhan Lumut memiliki ciri-ciri sebagai berikut :- Sudah memiliki buluh-buluh halus semacam akar yang disebut rizoid.
- Batang belum mempunyai pembuluh angkut (xylem dan floem)
- Sudah memiliki klorofil sehingga bersifat autotrof
- Mempunyai lapisan pelindung (kutikula dan gametangia)
- Terdapat gametangium (alat kelamin) yaitu antheridium dan arkegonium. Antheridium adalah alat kelamin jantan yang menghasilkan spermatozoid, sedangkan arkegonium adalah alat kelamin betina yang menghasilkan sel telur (ovum).
- Berwarna hijau, karena sel-selnya memiliki kloroplas (plastida).
- Struktur tubuhnya masih sederhana, belum memiliki jaringan pengangkut.
- Proses pengangkutan air dan zat mineral di dalam tubuh berlangsung secara difusi dan dibantu oleh aliran sitoplasma.
- Hidup di rawa-rawa atau tempat yang lembab.
- Ukuran tinggi tubuh ± 20 cm.
- Dinding sel tersusun atas sellulose.
- Gametangium terdiri atas anteredium dan archegoniom.
- Daun lumut tersusun atas selapis sel berukuran kecil mengandung kloroplas seperti jala, kecuali pada ibu tulang daunnya.
- Hanya mengalami pertumbuhan primer dengan sebuah sel pemula berbentuk tetrader.
- Belum memiliki akar sejati, sehingga menyerap air dan mineral dalam tanah menggunakan rhizoid.
- Rhizoid terdiri atas beberapa lapis deretan sel parenkim.
- Sporofit terdiri atas kapsul dan seta.
- Sporofit yang ada pada ujung gametofit berwarna hijau dan memiliki klorofil, sehingga bisa melakukan fotosintesis.
Bryophyta mengalami dua fase dalam siklus hidupnya, yaitu fase gametofit dan sporofit. Fase gametofit adalah lumut yang biasa kita lihat sehari-hari. Dalam siklus hidupnya, fase gametofit lebih dominan dibandingkan fase sporofitnya. Hal ini bertolak belakang dengan tumbuhan berpembuluh (akan di bahas pada subbab selanjutnya) yang memiliki fase sporofit lebih dominan dibandingkan dengan fase gametofit. Gametofit merupakan lumut yang menghasilkan gamet (sel kelamin). Fase sporofit merupakan lumut yang berada dalam keadaan menghasilkan spora. Dalam siklus hidupnya, fase gametofit lebih dominan dibandingkan fase sporofitnya. Hal ini bertolak belakang dengan tumbuhan berpembuluh (akan di bahas pada subbab selanjutnya) yang memiliki fase sporofit lebih dominan dibandingkan dengan fase gametofit (Gambar 1).
Gambar 1
(a) Fase gametofit dan (b) Fase sporofit pada lumut
Bryophyta bereproduksi secara aseksual dan secara seksual. Reproduksi
secara aseksual terjadi melalui pembentukan spora. Spora ini dihasilkan
dari sporangium (kotak spora) melalui pembelahan secara meiosis. Spora
yang dihasilkan adalah spora haploid (n). Spora ini kemudian akan tumbuh
menjadi protonema. Adapun reproduksi secara seksual Bryophyta, yaitu
dengan cara penyatuan gamet betina yang dihasilkan arkegonia berupa sel
telur dan gamet jantan yang dihasilkan oleh antheridia berupa sperma.
Sperma bergerak menuju sel telur di arkegonia dengan perantara air.
Pertemuan sel telur dan sperma menyebabkan terjadinya fertiliasi yang
menghasilkan zigot. Zigot membelah secara mitosis menjadi protonema.
Protonema terus berkembang menjadi sporofit yang diploid (2n). Untuk
lebih jelasnya, perhatikan gambar berikut (Gambar 6.3).(a) Fase gametofit dan (b) Fase sporofit pada lumut
Gambar 2
Siklus hidup Bryophyta. Pada siklus hidupnya terjadi pergiliran antara fase sporofit & fase gametofit.
Pada umumnya kita menyebut “lumut” untuk semua tumbuhan yang hidup di
permukaan tanah, batu, tembok atau pohon yang basah, bahkan yang hidup
di air. Padahal tidak semuanya benar. Kalau kita cermati, mereka semua
masih berupa talus jadi belum memiliki kormus yang jelas. Tumbuhan lumut
mempunyai bagian-bagian tubuh yang menyerupai akar, batang dan daun,
tetapi bagian-bagian tersebut bukanlah akar, batang dan daun sejati.
Sehingga tumbuhan lumut merupakan bentuk peralihan dari thallophyta
(tumbuhan thallus) dan kormophyta (tumbuhan kormus). Bagian yang
menyerupai akar disebut rhizoid, yang berupa selapis sel berbentuk halus
dan tumbuh ke arah bawah dari pangkal batangnya. Rhizoid berfungsi
untuk melekatkan diri di tempat hidupnya dan untuk menyerap air dan
mineral dari dalam tanah.Siklus hidup Bryophyta. Pada siklus hidupnya terjadi pergiliran antara fase sporofit & fase gametofit.
Semua lumut merupakan tumbuhan autotrop fotosintetik, tak berpembuluh, tetapi sudah memiliki batang dan daun yang jelas dapat diamati meskipun akarnya masih berupa rizoid. Maka lumut dianggap sebagai peralihan antara tumbuhan thallus ke tumbuhan berkormus, karena memiliki ciri thallus berupa rizoid dan kormus yang telah menampakkan adanya bagian batang dan daun. Bryophyta tidak memiliki jaringan yang diperkuat oleh lignin, oleh karenanya memiliki profil yang rendah, tingginya hanya 1–2 cm dan yang paling besar tingginya tidak lebih dari 20 cm.
Lumut dapat dengan mudah dijumpai di tempat yang lembap atau basah, seperti menempel pada pohon dan di permukaan batu bata. Di kutub, lumut merupakan penyusun ekosistem tundra (padang lumut). Lumut yang hidup di permukaan batu bata berbentuk seperti beludru yang berwarna hijau. Ada juga yang berupa lembaran menempel pada tebing atau dinding sumur. Lumut yang hidup di pohon, tubuhnya menjulur panjang, menggantung. Lumut kering yang dijual sebagai media tanaman disebut moss.
Gambar Tumbuhan lumut (Bryophyta)
Kondisi dasar hutan yang basah dan lembap di hutan hujan tropis
merupakan habitat yang sangat cocok untuk habitat Bryophyta. Indonesia
memiliki iklim tropis dan memiliki hutan hujan tropis yang sangat luas,
sehingga dapat menampung cukup banyak spesies anggota Bryophyta. Kurang
lebih 1.500 spesies Bryophyta terdapat di Indonesia yang terdiri atas
golongan lumut daun, lumut hati, dan lumut tanduk.Ada beberapa ahli yang menggolongkan lumut menjadi 2 kelas lumut yaitu lumut hati (Hepaticeae) dan lumut daun (Musci) tetapi hasil penelitian terbaru dibagi menjadi tiga yaitu Briofita (Lumut Sejati), Hepaticeae (Lumut Hati) dan Herecofita (Lumut Tanduk). Berikut akan dibahas mengenai ketiga jenis lumut tersebut.
1. Briofita (Lumut Sejati atau Lumut Daun)
Disebut lumut daun karena pada jenis ini lumut telah ditemukan daun meskipun ukurannya masih kecil. Lumut daun merupakan jenis lumut yang banyak diumpai sehingga paling banyak dikenal. Kelas Briofita merupakan kelas paling besar dan tinggi tingkatan perkembangbiakkannya diantara ketiga kelas Bryophyta karena baik gametofit maupun sporofofitnya mempunyai bagian – bagian yang lebih kompleks..
Sporofit pada umumnya lebih kecil , berumur pendek dan hidup tergantung pada gametofit. Siklus hidup lumut daun mengalami pergantian antara generasi haploid dengan diploid.
Ciri – ciri dari Briofita :
- Protonema berbentuk daun kecil dan tiap protonema hanya akan membentuk satu gametopora.
- Gametofora terdiri dari batang – batang yang bercabang dengan daun – daun dan gametofora tidak mempunyai rizoid.
- Sporangium mempunyai kaki yang lebar serta hanya berupa lekukan antara kaki dari kapsul dan tidak terdapat peristom pada kapsul.
- Fase dominannya adalah berupa fase gametofit
- Akarnya belum berupa akar namun masih berupa rhizoid
Tubuh tersusun dari sumbu (batang), daun dan rhizoid multiseluler. Daun tersusun dalam 3 – 8 baris. Daun mempunyai rusuk (simetri radial). Sumbu batang pada lumut daun biasanya menunjukkan diferensiasi menjadi epidermis korteks dan silinder pusat. Alat kelamin tubuh pada bagian ujung batang, sporongium terdiri dari kaki, tangkai dan kapsul. Gigi peristoma terdapat satu atau dua deret melingkari lubang diujung kapsul (Misher et al, 2003) Contoh-contoh spesiesnya adalah Polytrichum juniperinum, Furaria sp, Pogonatum cirratum, dan Sphagnum sp (lumut gambut).
Leucobryum glaucum
Polytrichum juniperinum
Sphagnum fimbriatum
2. Hepatofita (Lumut Hati )
Disebut sebagai lumut hati karena memiliki bentuk yang menyerupai hati. Tempat tumbuhnya pada tanah – tanah yang cukup basah. Dalam lumut hati dibagi menjadi dua yaitu lumut hati jantan dan lumut hati betina yang masing – masingnya menghasilkan anteridium dan arkegonium. Seperti halnya pada lumut daun (Biofita) yang mengalami pergiliran keturunan lumut hati juga mengalami pergilirian keturunan (metagenesis).
Ciri – ciri dari Hepatofita :
- Gametofit bewarna hijau, pipih, dorsiventral, struktur talus sederhana atau terdiferensiasi atas batang dan daun – daun, menempel pada tanah dengan menggunakan rhizoid.
- Spora yang berkecambah tidak melalui pembentukan protonema
- Sporofit tidak mempunyai sel yang mengandung kloroplas dan didalamnya tidak ada kolumella.
3. Herecofita / Anthoceropsida (Lumut Tanduk)
Disebut sebagai lumut tanduk karena morfologi sporofitnya mirip seperti tanduk hewan. Anthoceropsida atau lumut tanduk mempunyai gametofit bertalus dengan sporofit indeterminate dan berklorofil. Berbeda dengan Bryophyta lainnya, sel-sel talus Anthocerpsida mempunyai satu kloroplas besar pada masing-masing selnya. Kapsul berbentuk silindris memanjang dimulai dari bagian ujung kapsul (Hasan dan Ariyanti, 2004). Gametofitnya mirip dengan lumut hati, perbedaannya terletak pada sporofitnya. Sporofit lumut tanduk mempunyai kapsul memanjang yang tumbuh seperti tanduk dari gametofit.
Ciri – ciri Anthoceropsida :
- Gametofit berbentuk lembaran
- Sporofit berbentuk pipa memanjang ke atas seperti tanduk
- Di dalam tanduk dihasilkan spora
- Struktur anatomi talus homogen dan tiap sel mengandung satu kloroplas dengan satu pirenoid yang besar
- Sporogonium terdiri atas kaki dan kapsul
- Spore berkecambah tidak membentuk protonema
- Perkembangbiakkan aseksual sama dengan lumut hati.
REPRODUKSI/METAGENESIS TUMBUHAN LUMUT
Metagenesis merupakan pergiliran daur hidup antara generasi generatif dan generasi vegetatif. Biasanya kedua generasi ini berbeda morfologinya. Metagenesis pada tumbuhan yang bisa kita lihat dengan jelas yaitu pada tumbuhan lumut dan paku. Lumut dan paku memiliki generasi generatif yang disebut gametofit dan generasi vegetatif yang disebut sporofit.
Gambar 1.5 Metagenesis pada tumbuhan lumut.
Tumbuhan lumut yang sering kita lihat merupakan generasi gametofit. Generasi sporofitnya tergantung pada gametofit untuk memperoleh nutrisi. Sedangkan tumbuhan paku yang sering kita lihat merupakan generasi sporofit. Generasi sporofitnya yaitu protalium.
Selamat Belajar
Komentar
Posting Komentar